littlesheephotpot.com – Konflik Iran vs Israel saat ini adalah eskalasi terbesar dalam beberapa dekade terakhir, melibatkan operasi udara besar, serangan rudal balistik + UAV, dan perang hibrida intelijen–militer. Meski infrastruktur kedua pihak terdampak parah dan ribuan warga tewas serta terluka, difokuskan saat ini adalah menghambat program nuklir Iran dan membatasi kemampuan militernya. Namun kemungkinan konflik berkepanjangan dan ancaman regional tetap tinggi.
1. Latar Belakang & Pemicu Eskalasi
- Konflik pecah pada 13 Juni 2025, saat Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran—Operasi Rising Lion—menyerang lebih dari 100 target, termasuk Natanz, serta menewaskan tokoh IRGC dan ilmuwan kunci seperti Hossein Salami dan Mohammad Bagheri.
- Serangan ini juga didukung operasi rahasia Mossad: penggunaan drone untuk menghancurkan peluncur rudal dan sistem pertahanan udara Iran .
2. Balasan Iran – Gelombang Rudal & UAV
- Dalam empat hari sejak serangan Israel, Iran membalas dengan menembakkan sekitar 100 rudal balistik dan puluhan UAV ke wilayah Israel, dan pada 16 Juni meluncurkan gelombang baru yang menewaskan 5 orang serta melukai puluhan lainnya .
- Iran mengklaim menggunakan metode baru yang mampu mengecoh pertahanan udara Israel, memicu “internal targeting confusion”.
- Israel, melalui IDF, menyatakan telah mencegat lebih dari 100 UAV Iran dan melakukan serangan balasan, termasuk terhadap jet pengisi bahan bakar di Mashhad.
3. Dampak Korban & Infrastruktur
Negara | Korban Jiwa | Kerusakan Infrastruktur |
Israel | ≈ 19–18 tewas, puluhan hingga ratusan luka | Gedung-gedung, rumah, konsulat Amerika di Tel Aviv terkena |
Iran | > 224 tewas menurut pemerintah; kelompok HAM mencatat hingga ≈ 400 | Fasilitas nuklir (Natanz), ladang gas, depot bahan bakar, dan kota besar seperti Tehran terdampak besar |
Serangan ke energy infrastructure Iran menaikkan harga minyak Brent hingga $78/barel (naik 5 %).- Ribuan warga Iran kini mengalami eksodus dari Teheran, menyebabkan kekacauan transportasi, kelangkaan bahan bakar, dan pembatasan internet.
4. Reduksi Kapasitas Militer & Nuklir Iran
- Israel berhasil menarget dan menghancurkan fasilitas nuklir Natanz dan satuan penelitian senjata nuklir serta radar pertahanan udara Iran.
- Operasi drone Mossad menghilangkan banyak peluncur rudal permukaan-ke-permukaan Iran, mengurangi serangan yang awalnya diperkirakan bisa mencapai 1.000 rudal menjadi ~200.
5. Politik & Reaksi Internasional
- PM Israel Netanyahu menyerukan rakyat Iran untuk menjatuhkan rezim Ayatollah, menandakan elemen regime-change dalam kampanye militer.
- Duta Besar Israel AS menegaskan bahwa Israel tidak mencari penyelesaian cepat—“kami akan menang secara pasti,” dan menyamakan Khamenei dengan Hitler.
- Presiden AS Donald Trump peringatkan kemungkinan keterlibatan langsung AS, dukung bantuan pertahanan sambil tetap dorong upaya diplomasi .
- G7 dan EU mendesak de-eskalasi tapi kontinyu akui hak Israel mempertahankan diri .
6. Risiko Regional & Global
- Konflik berdampak langsung pada pasokan energi global, terutama melalui Strait of Hormuz.
- Kelompok milisi pro-Iran seperti Kataib Hezbollah ancam akan target kepentingan AS jika Washington ikut campur.
- Aerial dominasi Israel dan kolaborasi Mossad–IAF memperlihatkan strategi hybrid modern: serangan rahasia plus aksi nyata udara .
7. Potensi Arah Selanjutnya
- Iran terus berjanji akan melancarkan “operasi lebih menghancurkan” hingga “total destruction” Israel .
- Diplomat PBB dan G7 terus berupaya mediasi Spaceman Slot, namun situasi menunjukkan jangka Panjang, bukan resolusi cepat.
- Intervensi AS dan keterlibatan milisi regional bisa membuka perang regional yang sulit dikendalikan.